Eksposur
akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauh
laporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi
kurs valas. Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi
laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata
uang local ke dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan
pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs
valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau
penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang
didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange
gains or losses). Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur
akuntansi.
Eksposur
adalah tingkat dimana sebuah perusahaan dipengaruhi oleh perubahankurs. Berbeda
dengan cash flow perusahaan domestik, cash flows perusahaan multinasional
didenominasi dalam berbagai valas dan nilai dari masing-masing mata uangnya
relatif berbeda dengan mata uang lokal dalam waktu yang berbeda
pula.Variasi-variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja
subsidiary dan para manajer-manajernya.
Perlakuan akuntansi untuk transaksi
dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:
1.
Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing
dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai
yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot
rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal
transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu
atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang
asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara
signifikan, penggunakan kurs rata-rata
untuk satu periode tidak dapat
diandalkan.
2.
Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter
dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan
kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal
neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator
yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh
dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus
dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai
dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos
ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Misalnya, instrumen
keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana Pensiun), mungkin
dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat
ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan
untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan
Pernyataan ini.
3.
Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat
perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement
date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing.
Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut.
Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa
periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode
akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Transaksi Valuta Berjangka
a)
Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua
valuta asing melalui pembelian tunai
dengan penjualan kembali secara berjangka atau
penjualan tunai dengan pembelian
kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi
tersebut dilakukan untuk lebih
mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang
bersif at tetap selama dalam kontrak
sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian
akibat perubahan kurs. Dalam
transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya
memperhitungkan premi yang
ditetapkan terlebih dahulu.
b)
Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan
hedging hutang adalah sebagai berikut:
(i) Selisih kurs tunai (spot
rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat
sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu
kontrak valuta berjangka.
(ii) Setiap akhir periode harus
dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi
melalui hedging), forward receivable dan forward
payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat
perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya
transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.
Dalam neraca, forward
receivable atau forward payable, dan diskonto atau
premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari
kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu di bagian aktiva atau
kewajiban, tergantung pada posisi neto dari
seluruh pos tersebut.
Eksposur Dan Akuntansi
Valas
Eksposur Dan Akuntansi
Valas
Akuntansi Sebuah
Bahasa Bisnis
Dilihat dari
perspektif pelaksana, akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi
keuangan dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis.
Dilihat dari perspektif pemakai, dengan akuntansi dapat diperoleh informasi
keuangan yang dibutuhkan. Jadi akuntansi merupakan alat komunikasi. Oleh karena
itu akuntansi disebut bahasa bisnis.
Akuntansi juga
menyerupai bahasa dalam hal bahwa sejumlah aturan akuntansi bersifat definitif
sementara yang lain tidak. Ada perbedaan pendapat di antara para akuntan
mengenai bagaimana suatu peristiwa tertentu harus dilaporkan, seperti halnya
para ahli gramatika berbeda pendapat tentang struktur kaliamat,pemberian tanda baca
dan pemilihan kata. Demikian juga, sebagaimana banyak orang yang bahasa
inggrisnya lemah, demikian pula banyak orang yang akuntansinya lemah.
Bahasa berkembang
sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi.
Semakin kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi
keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa mendatang
akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan
organisasi dan konstituennya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan
aturan yang berlaku sekarang.
Eksposur valas, yaitu
eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai
substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.
Pasar Valas dan
Kurs
Pasar
valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan
dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar
valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju
untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu.
Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market
meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk
transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk
transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam
forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk
penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar
retail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah
transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri
dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail,
transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya
mempunyai spread yang tinggi.
Eksposur Valas
Eksposur
valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus
kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs.
Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
- Eksposur
translasi atau eksposur akuntansi
- Eksposur
transaksi
- Eksposur
ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur
translasi didefinisi sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai
bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan
oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode
sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja
semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah anka laporan kedalam sebuah
valuta perusahaan induk.
Eksposur transaksi
berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan
dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic
perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut
ini :
- Membeli
atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan
dinyatakan dalam valas
- Meminjam
atau meminjamkan dana dalam valas
- Terikat
dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa
mendatang
- Transaksi
ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan
dalam valas
Eksposur ekonomi
didefinisi sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan aka dipengaruhi oleh
perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan).perencanaan untuk eksposur
ekonomi melibatkan seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan
eksposur transaksi yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi)
karena eksposur ekonomi mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang
benar-benar meliputi seluruhbidang fungsional perusahaan, yaitu berupa
akuntansi, keuangan, marketing, personalia, dan produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar