Selasa, 03 Juni 2014

Materi 10 : Eksposur dan Valas (Tugas Softskill)


Eksposur akuntansi (accounting/translation exposure) adalah mengukur seberapa jauh laporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valas. Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata uang local ke dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas (foreign exchange gains or losses). Kemungkinan laba/rugi valas ini diukur oleh angka eksposur akuntansi.

Eksposur adalah tingkat dimana sebuah perusahaan dipengaruhi oleh perubahankurs. Berbeda dengan cash flow  perusahaan domestik, cash flows perusahaan multinasional didenominasi dalam berbagai valas dan nilai dari masing-masing mata uangnya relatif berbeda dengan mata uang lokal dalam waktu yang berbeda pula.Variasi-variasi ini memperumit masalah pengukuran kinerja subsidiary dan para manajer-manajernya.


Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka adalah:

1.      Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunakan kurs rata-rata
untuk satu periode tidak dapat diandalkan.

2.      Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank  Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca  tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.
3.      Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.

Transaksi Valuta Berjangka
a)      Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua
valuta asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau
penjualan tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi
tersebut dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang
bersif at tetap selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian
akibat perubahan kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya
memperhitungkan premi yang ditetapkan terlebih dahulu.
b)      Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan
hedging hutang adalah sebagai berikut:
(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.
(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan.
Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari
seluruh pos tersebut.

Eksposur Dan Akuntansi Valas
Eksposur Dan Akuntansi Valas

Akuntansi Sebuah Bahasa Bisnis
Dilihat dari perspektif pelaksana, akuntansi merupakan alat untuk menyampaikan informasi keuangan  dari sebuah entitas usaha yang melakukan kegiatan bisnis. Dilihat dari perspektif pemakai, dengan akuntansi dapat diperoleh informasi keuangan yang dibutuhkan. Jadi akuntansi merupakan alat komunikasi. Oleh karena itu akuntansi disebut bahasa bisnis.

Akuntansi juga menyerupai bahasa dalam hal bahwa sejumlah aturan akuntansi bersifat definitif sementara yang lain tidak. Ada perbedaan pendapat di antara para akuntan mengenai bagaimana suatu peristiwa tertentu harus dilaporkan, seperti halnya para ahli gramatika berbeda pendapat tentang struktur kaliamat,pemberian tanda baca dan pemilihan kata. Demikian juga, sebagaimana banyak orang yang bahasa inggrisnya lemah, demikian pula banyak orang yang akuntansinya lemah.

Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, demikian juga akuntansi. Semakin kompleks dunia bisnis dan keuangan, semakin kompleks pula informasi keuangannya. Sejumlah aturan yang berlaku sekarang, mungkin pada masa mendatang akan dimodifikasi untuk memenuhi perkembangan atau perubahan kebutuhan organisasi dan konstituennya, yang sudah tidak dapat dipenuhi lagi dengan aturan yang berlaku sekarang.
Eksposur valas, yaitu eksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang harus dilaporkan pada laporan keuangan.

 Pasar Valas dan Kurs
            Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan transaksi antar valas diselesaikan. Transaksi valas merupakan transaksi dimana dua pihak setuju untuk menukarkan valuta yang satu dengan valuta yang lain pada kurs tertentu. Transaksi valas dapat terjadi di spot market dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil dipasar retail, penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu sampai dua hari bisnis dalam forward market, para partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan/penerimaan valas pada waktu mendatang. Pasar valas mempunyai pasar retail dan pasar wholesale. Karakteristik pasar wholesale adalah transaksi-transaksinya berukuran besar dan biasanya para partisipan terdiri dari bank dan institusi keuangan yang lain. Pada pasar retail, transaksi-transaksi valas yang terjadi adalah jauh lebih kecil dan biasanya mempunyai spread yang tinggi.

 Eksposur Valas
         Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
-          Eksposur translasi atau eksposur akuntansi
-          Eksposur transaksi
-          Eksposur ekonomi atau eksposur operasi

Eksposur translasi didefinisi sebagai potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah anka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.

Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi berikut ini :
-          Membeli atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan dinyatakan dalam valas
-          Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas
-          Terikat dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa mendatang
-          Transaksi ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan dalam valas

Eksposur ekonomi didefinisi sebagai tingkat sejauh mana nilai perusahaan aka dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan (perhitungkan).perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan seluruh organisasi (tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang hanya melibatkan bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi interaksi strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruhbidang fungsional perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan, marketing, personalia, dan produksi 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar